Portalkripto.com — CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, secara resmi membeli Twitter senilai $44 miliar.
Dalam sepekan terakhir perdebatan apakah Elon akan berhasil menegakuisisi Twitter menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Pada akhirnya, Senin 25 April 2022, jajaran direksi Twitter menerima tawaran Elon senilai $44 miliar.
Berdasarkan perjanjian jual beli, pemegang saham Twitter mendapatkan $54,20 per saham. Lebih tinggi 38% dari harga penutupan pada 1 April, atau sehari sebelum Elon mengumumkan dia memiliki 9% saham Twitter.
Pada saat akusisi ini diumumkan, saham Twitter dihargai $51.70 meningkat lebih dari 32% dalam 30 hari terakhir.
Tanggapan pro dan kontra pun bermunculan.
Presiden watchdog Media Matters for America, Angelo Carusone, menyatakan keprihatinannya. Dia menilai pembelian tersebut akan menjadi kemenangan bagi pihak-pihak yang kerap membuat atau menyebarkan pesan disinformasi. Carusone menduga Twitter dibawah Elon Musk akan mengizinkan mereka yang sebelumnya dilarang karena pernah melakukan pelanggaran kembali bersuara di media sosial tersebut.
Kekhawatiran lainnya disampaikan co-creator token meme Dogecoin (DOGE), Jackson Palmer. Dia menyebut akuisisi itu bertentangan dengan gagasan kebebasan bependapat.
Dengan jumlah pengikutnya yang mencapai 83 juta follower, banyak pihak yang khawatir apa yang akan dicuit Elon memengaruhi pengguna Twiter secara keseluruhan.
Sementara bull Bitcoin, Anthony “Pomp” Pompliano, memberikan selamat kepada Elon atas pengambilalihan kekuasaan. Sedangkan lembaga pemberi pinjaman crypto, BlockFi, meresponnya degan menggungah gambar karikatur mashup anjing Dogecoin bersayap.
LIHAT JUGA: Republik Afrika Tengah Terima Bitcoin sebagai Mata Uang Legal
Pihak yang mendukung Musk datang dari pendiri dan CEO MicroStrategy Michael Saylor. Meski tidak memberikan komnetar secara langsung, Saylor membalas Elon dengan teks Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat dalam sebuah cuitannya. Hal itu menunjukkan bahwa Saylor mendukung langkah Elon.
Dukungan lainnya datang dari seorang anggota parlemen Republik, Jody Hice, yang memuji akuisisi itu sebagai kemenangan untuk Amandemen Pertama.
Tidak jelas apa yang dimaksud oleh para pendukung Elon dengan mengutip Amandemen Pertama.
Amandemen itu sendiri menyatakan Konstitusi Amerika Serikat melarang Kongres membuat undang-undang yang isinya membentuk suatu agama, melarang praktik agama secara bebas, serta menghambat kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan untuk berkumpul secara damai, dan kebebasan untuk menyampaikan petisi kepada pemerintah terkait dengan ganti rugi atas keluhan mereka.
Pengadilan AS sudah memutuskan bahwa kebebasan berpendapat itu tidak mencakup menghasut. Begitu pula aturan Twitter yang tidak mengizinkan penggunanya melontarkan ancaman kekerasan terhadap seorang individu atau sekelompok orang atau menghasut seseorang untuk melecehkan orang lain.