đź“° Ringkasan BeritaÂ
- Harga Pulih: Bitcoin kembali naik ke $106.000 setelah pengumuman gencatan senjata Israel-Iran, usai sempat turun ke $98.500.
- Hashrate Turun: Penurunan hashrate 8% picu spekulasi gangguan penambangan, namun disinyalir akibat pembatasan listrik ERCOT.
- Arus Dana Masuk: ETP kripto catat inflow $1,24 miliar; Bitcoin $1,1 miliar dan Ethereum $124 juta selama sembilan minggu berturut-turut.
- Sentimen Suku Bunga: Harapan penurunan suku bunga The Fed meningkat, mendorong minat investor terhadap aset kripto.
Harga Bitcoin (BTC) kembali naik ke level $106.000 pada perdangan Senin malam WIB, 23 Juni 2025, setelah sempat turun menyentuh $98.500 sehari sebelumnya.
Kenaikan harga Bitcoin ini salah satunya dipicu oleh meredanya tensi geopolitik antara Israel dan Iran setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata total.
Namun, para trader masih berhati-hati. Mereka mempertimbangkan apakah Bitcoin bisa menembus $110.000, atau justru tekanan dari risiko global akan menahan laju penguatan.
Berikut beberapa indikator yang bisa menjadi bahan pertimbangan dan analisa pasar kripto ke depan:
Koreksi Tajam tapi Terkendali, Derivatif Tetap Stabil
Meskipun terjadi volatilitas, pasar derivatif Bitcoin tetap relatif stabil. Aksi jual yang tajam memicu likuidasi senilai $193 juta pada posisi long berleverage. Namun jumlah ini hanya sekitar 0,3% dari total posisi terbuka di pasar futures Bitcoin yang saat ini mencapai $68 miliar—nyaris tidak berubah dari hari Sabtu.
Penurunan 4,4% harga Bitcoin dalam 12 jam dianggap tidak terlalu mengkhawatirkan, karena penurunan serupa telah terjadi tiga kali dalam 30 hari terakhir.
Kendati demikian, ada kekhawatiran mengenai potensi dampak konflik terhadap para penambang Bitcoin. Hashrate jaringan sempat turun 8% dalam lima hari, dari 943,6 juta TH/s menjadi 865,1 juta TH/s, memunculkan spekulasi soal gangguan operasional penambangan di wilayah Timur Tengah.
Analis memperingatkan bahwa estimasi kapasitas penambangan di Iran sangat sulit dilakukan karena minimnya transparansi data. Beberapa pihak menduga penambang ilegal di Iran bisa mengkonsumsi hingga 2 gigawatt listrik, meski klaim ini belum terverifikasi.
Daniel Batten, analis energi kripto, menyebut di akun media sosial X bahwa fluktuasi hashrate juga bisa disebabkan oleh faktor lain seperti cuaca ekstrem, yang pernah terjadi di Texas pada 22 April lalu, ketika badai hebat menyebabkan hashrate Bitcoin turun 27%.
“Bukan, ini bukan karena Iran diam-diam menambang Bitcoin dalam jumlah besar menggunakan energi nuklir,” ujar Daniel.

Ia pun mengungkapkan penurunan seperti iniumum terjadi. Ia menduga masalah ini lebih disebabkan oleh kebijakan pembatasan ERCOT (curtailment)—yaitu ketika penambang dibayar untuk mengurangi konsumsi listrik, atau menerima sinyal harga bahwa aktivitas menambang sedang tidak menguntungkan.
BACA JUGA: Pemegang Jangka Pendek Bitcoin Jual Rugi Lebih dari 15.000 BTC, Begini Efeknya!
Arus Dana Masuk ke Produk Investasi Kripto Capai $1,24 Miliar
Meskipun harga Bitcoin menurun, data dari CoinShares menunjukkan bahwa investor global tetap percaya pada aset kripto. Produk investasi kripto, seperti exchange-traded products (ETP), mencatat arus masuk dana sebesar $1,24 miliar sepanjang minggu lalu.
Angka ini menjadikan total arus masuk ETP sepanjang 2024 mencapai $15,1 miliar, rekor tertinggi sepanjang masa.
Bitcoin ETP menyumbang $1,1 miliar dari total tersebut, menunjukkan bahwa investor justru membeli saat harga turun. Bahkan produk short-Bitcoin (yang untung saat harga turun) justru mengalami arus keluar minor sebesar $1,4 juta, mengindikasikan sentimen pasar yang optimis.
“Ini merupakan periode arus masuk terpanjang sejak pertengahan 2021, mencerminkan sentimen investor yang terus kuat terhadap aset tersebut,” ujar analis Coinshares James Butterfill.

Sementara itu, Ethereum (ETH) juga menunjukkan kekuatan. Produk ETP berbasis ETH mencatat arus masuk selama sembilan minggu berturut-turut, dengan total $124 juta minggu lalu—menandai periode arus masuk terpanjang sejak pertengahan 2021.
Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Dorong Sentimen Positif
Selain itu, indikator lainnya adalah turunnya harga minyak setelah memuncak di $77, dan indeks S&P 500 naik 1% pada Senin. Data dari CME Group menunjukkan bahwa kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga di 4,25% hingga November kini tinggal 8,4%, turun dari 17,1% minggu lalu. Sementara kemungkinan penurunan suku bunga ke 3,75% atau lebih rendah naik ke 53%, dari sebelumnya 38%.
Investor melihat ini sebagai angin segar bagi aset-aset berisiko seperti kripto, karena penurunan suku bunga biasanya mendorong aliran dana masuk.
Michael Saylor Beri Sinyal Pembelian Bitcoin Selanjutnya
Michael Saylor, pendiri Strategy (sebelumnya MicroStrategy), kembali menggoda pasar lewat unggahan di X bertuliskan “Nothing Stops This Orange”, disertai grafik riwayat pembelian Bitcoin perusahaannya.
Meski demikian, perusahaan tersebut sedang menghadapi gugatan dari investor terkait kerugian kuartal I sebesar $5,9 miliar akibat penurunan nilai Bitcoin. Saat ini, Strategy tercatat sebagai perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia, yaitu 592.100 BTC senilai sekitar $59,7 miliar.
Kesimpulan: Bitcoin Masih Tangguh di Tengah Ketidakpastian
Meskipun dunia tengah diliputi ketegangan geopolitik dan tekanan regulasi, Bitcoin menunjukkan ketahanan luar biasa. Arus dana masuk yang besar, spekulasi pembelian institusi, dan optimisme terhadap penurunan suku bunga menjadi pilar utama pemulihan harga.
Namun, risiko tetap ada, terutama dari konflik yang belum benar-benar berakhir dan kebijakan regulasi yang terus berkembang.