Portalkripto.com — Para penambang Bitcoin tercatat sudah meraup untung sebesar $50,2 miliar atau sekitar Rp730 triliun dari rewards dan fee transaksi di jaringan Bitcoin. Angka tersebut merupakan akumulasi keuntungan seluruh penambang Bitcoin sejak 2010.
Menurut platform data analitik on-chain Glassnode, biaya produksi yang dikeluarkan oleh penambang Bitcoin sejak 2010 diperkirakan sudah mencapai $36,6 miliar. Artinya, agregat margin keuntungan penambang Bitcoin sepanjang masa sebesar $13,6 miliar atau 37%.
Since #Bitcoin's inception, Miners have earnt a total revenue of $50.2B from the block subsidy and fees, for an all-time estimated input cost of $36.6B.
This places the all-time-aggregate profit margin for Miners at $13.6B (+37%). pic.twitter.com/TYvBSZbsRo
— glassnode (@glassnode) May 2, 2023
“Dalam model ini, Thermocap dan Transaction Fees dapat dianggap sebagai pendapatan yang telah direalisasikan oleh penambang, sementara Difficulty Production Cost dianggap sebagai biaya penambangan,” kata Glassnode.
Data on-chain ini menunjukkan bahwa penurunan harga BTC yang cukup parah pada 2022 tidak memicu kapitulasi massal di industri pertambangan Bitcoin. Bukannya boncos, sektor tersebut justru terus berkembang.
Data ini didukung oleh mining difficulty dan hash rate yang sama-sama menyentuh all-time high pada 2023. Mining difficulty kini mencapai 48,71 triliun dan diprediksi akan menurun 1,93% pada periode selanjutnya.

Mining difficulty adalah tingkat kesulitan yang menghitung berapa hash yang dibutuhkan penambang untuk memproduksi string kriptografi agar bisa menambahkan blok baru ke rantai. Angka mining difficulty akan berubah setiap dua pekan, atau setiap 2.016 blok.
Sementara hash rate penambangan Bitcoin saat ini mencapai 347,98 EH/s (exahash per detik). Hash rate adalah ukuran daya komputasi pada jaringan blockchain yang memperkuat keamanan jaringan dan mempengaruhi mining difficulty.
Transaksi Bitcoin Melonjak Berkat Ordinals
Glassnode mengungkapkan, unspent transaction outputs (UTXOs) atau transaksi baru di jaringan Bitcoin terus bertambah bulan ini. UXTO bahkan mencapai titik tertingginya sejak 2015.

Lonjakan transaksi ini merupakan imbas dari inskripsi Ordinals di jaringan Bitcoin yang kini sudah melampaui 3 juta inskripsi. Inskripsi Ordinals semakin populer setelah muncul token standar Bitcoin Request for Comment (BRC-20) yang disebut juga inskripsi berbasis teks.