đ° Ringkasan Berita
- MEXC melaporkan lonjakan 200% aktivitas penipuan terkoordinasi di Q1 2025.
- India menyumbang 33% akun mencurigakan, disusul oleh CIS dan Indonesia.
- Indonesia mengalami peningkatan tertinggi dengan lonjakan 1.303% dibanding Q4 2024.
- Modus penipuan bergeser ke manipulasi sosial dan grup edukasi palsu.
- MEXC perkuat sistem pemantauan & protokol keamanan berbasis FATF.
Platform exchanges kripto MEXC melaporkan telah terjadi lonjakan sebesar 200% dalam aktivitas perdagangan curang yang dilakukan secara terkoordinasi dengan melibatkan grup edukasi trading dan influencerâselama kuartal pertama 2025.
Lonjakan ini terkonsentrasi di kawasan Asia, dengan India mencatat sekitar 27.000 akun mencurigakanâsekitar 33% dari total akun yang ditandai.
MEXC menyebutkan bahwa peningkatan ini disebabkan oleh strategi listing proaktif mereka terhadap token dari pasar negara berkembang dan struktur biaya transaksi yang rendah.
Selain India, wilayah CIS (Commonwealth of Independent States) mencatat 6.404 akun mencurigakan, disusul Indonesia dengan 5.603 akun. Secara persentase, Indonesia mencatat lonjakan terbesar yakni 1.303% dibanding kuartal IV 2024, sementara wilayah CIS meningkat 245%.

Bagaimana Modus Penipuan Trading Ini Bekerja?
Penipuan yang terjadi bukan hanya dari individu, tetapi dari sindikat atau jaringan terorganisir, dengan cara:
1. Wash Trading Terkoordinasi
Sejumlah akun berpura-pura melakukan jual-beli untuk menciptakan kesan volume tinggi dan menarik investor lain agar ikut masuk.
2. Manipulasi Harga Token oleh Grup
Sindikat secara bersama-sama membeli token tertentu agar harganya naik, lalu menjualnya secara serentak (pump and dump), membuat investor lain yang ikut terlambat mengalami kerugian.
3. Penggunaan Bot Otomatis
Jaringan bot diprogram untuk melakukan transaksi curang secara cepat dan masif, mengganggu keseimbangan pasar.
4. Grup âEdukasiâ Palsu
Komunitas Telegram atau YouTube yang menyamar sebagai grup edukatif, padahal sebenarnya digunakan untuk memanipulasi dan mengarahkan korban ke investasi merugikan.
5. Influencer Palsu & Narasi Menyesatkan
Banyak influencer yang tampak profesional ternyata menjadi bagian dari skema ini, menyebarkan info ârahasiaâ seputar peluncuran token baru demi kepentingan sindikat.
BACA JUGA: 5 Indikator Ini Jelaskan Sinyal Harga Bitcoin di Bulan Juni 2025
Melibatkan Grup Trading Sesat
Tracy Jin, COO MEXC, menyoroti pergeseran modus penipuan sejak 2021 yang kini lebih mengandalkan manipulasi pasar secara sosial ketimbang eksploitasi DeFi. Ia mengatakan, tahun 2025 menunjukkan maraknya manipulasi pasar yang didesain secara sosial.
âKami mengamati semakin banyak grup trading yang disebut sebagai âedukatifâ namun tampaknya merupakan upaya terkoordinasi untuk menyesatkan pengguna. Tren ini menyoroti pentingnya edukasi bagi pengguna dan perlindungan yang proaktif, terutama bagi investor muda yang mungkin lebih rentan terhadap narasi yang meyakinkan namun berbahaya,â tulis Tracy.
MEXC menilai bahwa pertumbuhan pengguna di pasar negara berkembang tidak diimbangi oleh tingkat literasi finansial dan pemahaman platform yang memadai. Sebuah laporan dari National Centre for Financial Education pada Februari 2025 mengungkapkan hanya 27% orang dewasa di India yang memenuhi standar dasar literasi keuanganâangka ini bahkan lebih rendah di kalangan milenial.
Peran Influencer
MEXC juga menyoroti peran influencer dalam mempromosikan investasi berisiko melalui media sosial, termasuk âpump groupâ dan peluncuran token rahasia. Di pasar dengan dominasi investor ritel dan rendahnya literasi keuangan, pengguna menjadi lebih rentan terhadap skema manipulatif seperti ini.
Sebagai langkah antisipasi, MEXC telah meningkatkan pemantauan terhadap token kapitalisasi kecil serta memperkuat alat pemantau risiko. Mereka juga membatasi akun mencurigakan sesuai pedoman anti-pencucian uang global dan protokol internal yang sejalan dengan rekomendasi FATF (Financial Action Task Force).