Perbedaan Centralized Exchange (CEX) dan Decentralized Exchange (DEX)

Share :

Portalkripto.com — Centralized exchange (CEX) adalah pintu masuk investor ke industri kripto yang bisa digunakan untuk membeli dan menjual token serta menyimpan aset. Jual beli di CEX bisa dilakukan antara kripto dengan mata uang fiat atau antara kripto dengan kripto.

Sebagai perantara perdagangan dan kostudian, CEX memberikan akses investor ke berbagai aset digital dan menawarkan kemanan penyimpanan aset. Contoh dari marketplace digital ini di antaranya Binance, Coinbase, Kraken, hingga Gemini.

CEX biasanya menggunakan model bisnis yang sama dengan institusi keuangan tradisional seperti New York Stock Exchange. Interface dan aplikasi CEX cenderung lebih ramah pengguna.

CEX juga menawarkan lebih banyak likuiditas dan terjamin oleh regulasi. Karena patuh terhadap regulasi, CEX menerapkan prinsip Know Your Customer (KYC) dan standar aturan anti-pencucian uang (AML)

Namun, perusahaan pengelola CEX memiliki tanggung jawab besar akan stabilitas keuangan platformnya sehingga jika perusahaan bermasalah, exchange bisa ikut terdampak. Hal ini sama seperti yang terjadi pada kasus FTX.

Pada akhir 2022, CEX harus menghadapi fear, uncertainty, and doubt (FUD) setelah exchange kripto terbesar kedua di dunia itu kolaps dengan membawa dana senilai miliaran dolar dari 9 juta pelanggannya. Insiden tersebut membuat investor khawatir akan keselamatan aset mereka yang ‘dititip’ di bursa terpusat dan bahkan memicu penarikan besar-besaran dari platform itu.

Alternatif lain Selain CEX

Tentu saja ada alternatif lain untuk menggantikan CEX, yakni decentralized exchange (DEX), yang mulai berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Contoh bursa terdesentralisasi ini di antaranya Uniswap dan Pancakeswap.

DEX adalah marketplace peer-to-peer yang memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan kripto tanpa perantara. Platform exchange yang menggunakan smart contract ini juga memfasilitasi transfer kripto dan penyimpanan aset. Tak perlu KYC untuk bisa menjadi pelanggan DEX.

DEX umumnya berkaitan dengan blockchain tertentu sehingga konsumen dimudahkan untuk membeli aset asli dari blockchain tersebut. Akan tetapi, tak semua DEX bisa melakukan penukaran kripto dengan fiat atau sebaliknya.

CEX dan DEX sama-sama memungut biaya untuk setiap transaksi. Biaya akan berbeda-beda dalam setiap CEX dan tak jarang beberapa di antaranya ikut dibebankan oleh pajak.

Sementara itu, karena interaksi DEX dilakukan on-chain, biaya transaksinya juga akan berbeda-beda tergatung pada blockchain yang digunakan. Platform DEX umumnya mengenakan biaya tata kelola dan liquidity provider antara 0,2%-1% per transaksi.

Kelebihan dan Kekurangan CEX

1. Likuiditas Tinggi
CEX umumnya menyediakan likuiditas jual beli yang cukup bagi pelanggan untuk menukar aset.

2. Manfaatkan Kekuatan Terpusat
Pelanggan tidak perlu khawatir jika kehilangan password untuk mengakses aset mereka di CEX. Mereka bisa dengan mudah meminta CEX, yang merupakan entitas terpusat, untuk mengatur ulang password.

3. Rentan Manipulasi
CEX lebih rentan terkena wash trading atau aksi penipuan dengan cara memanipulasi transaksi untuk memompa volume perdagangan. Wash trading biasanya dilakukan oleh proyek kripto baru untuk menarik investor. Karena perdagangan di CEX terjadi secara internal, tidak ada cara untuk melacak transaksi palsu semacam ini.

4. Aset Jadi Tanggung Jawab CEX
Sebagai penyedia layanan kustodian, CEX tak hanya menyimpan aset pelanggan, tetapi juga pasword-nya. Dengan demikian, kripto yang kita simpan di CEX sebenarnya bukan milik kita karena bisa sewaktu-waktu hilang atau dibekukan bersamaan dengan ambruknya CEX tersebut.

CEX secara tunggal bertanggung jawab atas keamanan wallet yang menyimpan aset pelanggan. Sebenarnya hal ini bertentangan dengan prinsip sistem keuangan P2P (peer-to-peer).

Kelebihan dan Kekurangan DEX

1. Likuiditas rendah
Platform decentralized finance (DeFi) seperti DEX terkadang tidak memiliki liquidity pool yang besar karena liquidity provider berhak menarik kripto yang mereka pinjamkan.

Akibatnya, pelanggan DEX dapat menghadapi slippage yang tinggi karena kurangnya likuiditas. Slippage adalah perbedaan antara harga yang diperkirakan dan harga saat eksekusi dalam sebuah perdagangan.

2. Transparansi Data
Semua interaksi di DEX tercatat secara on-chain. Dengan demikian, aksi ilegal seperti wash trading bisa dengan mudah dilacak.

3. Aset Jadi Tanggung Jawab Pelanggan
DEX memberikan kebebasan finansial kepada semua orang untuk mengelola dan menyimpan asetnya sendiri. Pengguna yang menggunakan DEX dapat menyimpan kripto di wallet pribadi. Namun, pengguna bisa kehilangan dana mereka secara permanen jika tidak bisa menyimpan private keys/seed phrase dengan baik.

CEX dan DEX memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan investor. CEX bisa dipilih jika pelanggan ingin berinvestasi di banyak jenis aset kripto dengan mudah.

Namun, DEX bisa lebih berguna jika investor ingin berpartisipasi dalam ekosistem blockchain tertentu dengan membeli token aslinya. DEX juga dinilai lebih bersifat privat dan bebas untuk pelanggan menyimpan asetnya sendiri.

Apapun pilihannya, pelanggan perlu melakukan riset terlebih dahulu dan mempertimbangkan exchange mana yang aman dan sesuai.