Portalkripto.com — Tingkat suku bunga acuan The Fed diumumkan naik 25 basis poin (bps) ke kisaran 4,75-5% pada 23 Maret 2023 dini hari WIB. Kenaikan 25 bps ini sejalan dengan prediksi sebelumnya. Pengumuman kenaikan ini direspons negatif oleh pelaku pasar kripto, di mana Bitcoin (BTC) malah turun lebih dari 5% beberapa jam setelah pengumuman.
Sebelumnya para ekonom juga telah menjagokan kenaikan suku bunga The Fed yang diumumkan setelah Federal Open Market Committee (FOMC) pada 21-22 Maret akan mencapai 25 bps. CME FedWatch Tool telah memprediksi probabilitas kenaikan 25 bps mencapai di atas 80% sepekan sebelum suku bunga diumumkan.
Kenaikan suku bunga 25 bps ini dilakukan The Fed sebagai respons terhadap gejolak krisis perbankan baru-baru ini, yang membekap SIlicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Credit Suisse. Sebelum krisis bank terjadi, proyeksi kenaikan suku bunga kuat di 50 bps.
Peningkatan 25 basis poin kali ini menjadikannya sebagai kenaikan suku bunga kesembilan berturut-turut dan kenaikan seperempat poin kedua berturut-turut setelah serangkaian kenaikan suku bunga yang lebih besar sepanjang tahun 2022.
Antara Tekan Inflasi dan Krisis Perbankan
Sebelum FOMC mengumumkan kenaikan suku bunga, krisis perbankan ini menjadi angin segar yang ikut memompa pergerakan harga BTC selama berhari-hari hingga menyentuh titik puncak di harga $28,890 per keping tepat beberapa jam sebelum pengumuman.
Pengumuman kenaikan suku bunga yang terjadi pada 23 Maret diwarnai oleh pidato hawkish Ketua The Fed, Jerome Powell. Dilansir dari CNBC, Powell dalam pidatonya mengatakan bahwa bank sentral akan terus memompa kenaikan suku bunga jika diperlukan untuk melawan inflasi.
“Jika kami perlu menaikkan suku bunga lebih tinggi, kami akan melakukannya,” kata Powell dalam konferensi pers.
Powell masih kukuh dengan target inflasi yang harus diredam hingga 2%. Inflasi AS sendiri ada di angka 6% pada Februari 2023. Angka ini menunjukkan tren penurunan setelah mencapai level tertingginya dalam 41 tahun terakhir di 9,1% pada Juni 2022. Namun, Powell nampaknya masih belum puas.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) ini juga memproyeksikan bahwa mereka masih akan menaikkan suku bunga sekali lagi sepanjang tahun ini dengan kisaran target median 5,1. Artinya, akan ada kemungkinan kenaikan 25 bps lagi sepanjang tahun ini. Ekspektasi inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) dipatok turun hingga 3,3% sepanjang tahun 2023.
Powell juga menegaskan bahwa tidak akan ada penurunan suku bunga pada tahun ini seperti yang diharapkan oleh sebagian pelaku pasar. “Partisipan tidak melihat penurunan suku bunga tahun ini. Mereka tidak melihatnya,” kata Powell.
Berdasarkan survei median anggota FOMC, penurunan suku bunga baru akan terjadi pada akhir tahun 2024 dengan pemangkasan 75 bps ke 4,3%, serta penurunan 125 bps pada akhir tahun 2025 ke angka 3,1%.
Komentar Powell dalam konferensi pers setelah FOMC itu dinilai lebih hawkish dari yang diharapkan pasar. Ambisi keras Powell untuk terus mengerek suku bunga di tengah situasi krisis bank nampaknya menjadi bensin yang turut menggerakkan harga sejumlah aset di pasaran.
“Harapannya adalah bahwa nada dovish yang telah lama ditunggu-tunggu dari The Fed akhirnya akan tiba di tengah krisis perbankan ini. Harapan itu pupus oleh komentar Powell bahwa kenaikan suku bunga dapat berlanjut selama keadaan terus stabil, melemahkan beberapa momentum yang telah memimpin kenaikan kripto dalam beberapa hari terakhir,” kata Michael Safai, Co-Founder perusahaan trading kripto Dexterity Capital.
Harga Bitcoin Turun
Penurunan harga Bitcoin setelah FOMC tersebut memicu likuidasi senilai lebih dari $257 juta dalam 24 jam terakhir, seturut data dari Coinglass. Paling banyak, likuidasi dilakukan terhadap BTC senilai $132 juta, dan ETH senilai $50,25 juta. Aksi likuidasi berjemaah ini melibatkan 68.258 trader.