Portalkripto.com — Perusahaan kreator nonfungible token (NFT) Dust Labs memindahkan dua koleksi NFT populernya, DeGods dan Y00ts, dari jaringan Solana. Keduanya akan resmi berada di jaringan Polygon dan Ethereum pada kuartal pertama 2023.
Pengumuman ini disampaikan oleh kreator DeGods dan Y00ts, Rohun Vora, yang dikenal dengan nama Frank III. Menurutnya, perpindahan jaringan ini dilakukan untuk memperluas perkembangan NFT ciptaannya.
I wrote this because I think it's important. pic.twitter.com/vswHUX32MM
— Frank III (@frankdegods) December 25, 2022
Token DUST, yang digunakan untuk membeli, menjual, dan minting NFT di ekosistem DeGods, juga akan berpindah ke blockchain Ethereum dan Polygon. Frank mengatakan, masih ada dua proyek NFT-nya yang akan tetap berada di jaringan Solana.
Dalam sebuah Twitter Space pada 26 Desember lalu, Frank mengungkapkan pentingnya membawa proyek NFT ke jaringan yang bisa mendorong gelombang baru adopsi NFT. Pernyataan ini mengindikasikan ia tak lagi bullish pada Solana.
Frank mengibaratkan kondisi NFT dengan ‘perang’ intellectual property (IP) antara layanan streaming seperti Netflix, Disney Plus, dan HBO Max. Menurut dia, layanan streaming yang berhasil mengamankan IP terbaik akan mendapatkan pelanggan terbanyak dan menarik proyek lebih banyak pula.
“Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan IP terbaik dalam layanan streaming mereka karena IP akan mendorong pertumbuhan platform,” ujarnya, dikutip Cointelegraph.
‘Perang’ yang sama juga terjadi antar-blockchain. Masing-masing jaringan sedang mencoba membangun platform NFT terbaik demi mencapai metrik, volume, dan likuiditas yang tinggi.
Frank mengaku bullish terhadap Polygon karena jaringan tersebut telah dipilih oleh perusahaan besar dalam meluncurkan NFT-nya, seperti Disney, Adidas, Nike, hingga Reddit.
“Polygon sejauh ini masih menjadi salah satu yang terendah, terendah dalam nilai dolar, tetapi kami memilih Polygon karena kami melihat banyak peluang strategis, yang sangat membuat saya tertarik,” katanya.
Kepergian dua proyek Frank dari Solana cukup mengejutkan, mengingat blockchain smart contract tersebut merupakan salah satu yang tercepat dalam pertumbuhan ekosistem NFT.
Pada 23 Desember lalu, Delpi Digital mengumumkan Solana berada di posisi kedua jaringan dengan ekosistem NFT terbesar setelah Ethereum. Jauh di belakangnya ada Cardano, Polygon, dan BNB Chain.
Pendiri Solana, Anatoly Yakovenko, mengatakan, sebenarnya ia ingin proyek-proyek unicorn seperti DeGods dan Y00ts untuk 100% tetap berada dalam jaringan. Namun, ia menghormati keputusan kreator untuk melakukan migrasi.
.@solana unicorns like @MagicEden @phantom @DeGodsNFT are going multichain. It’s bittersweet to watch. It would be awesome for them to 100% focus on @solana. But reality is that these projects want to conquer the world. But so does the @solana community!🧵
— toly 🇺🇸 (@aeyakovenko) December 26, 2022
Menurut DappRadar, DeGods dan Y00ts berada di urutan pertama dan kedua NFT dengan volume perdagangan tertinggi di jaringan Solana dalam 30 hari terakhir. Jika keduanya tak ada, bukan tidak mungkin ekosistem NFT Solana akan memburuk.
TVL Solana dan Harga SOL Tertekan
Keputusan Dust Labs memperparah kondisi Solana yang terus tertekan sejak awal November lalu. SOL bahkan sudah terlempar cukup jauh dari posisi awalnya yang masuk 10 besar kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.
Menurut CoinMarketCap, Solana saat ini ada di urutan ke-16, di bawah Polygon, Polkadot, dan Tron. Kapitalisasi pasarnya merosot hingga 78% sejak exchange kripto FTX bangkrut pada 11 November lalu.
Ketika kabar perpindahan NFT DeGods dan Y00ts dari Solana ke Ethereum dan Polygon mencuat, token asli Solana, SOL, turun signifikan. Kini SOL diperdagangkan di harga $10.76.
Pergerakan harga Solana sejak awal November 2022. (sumber: CoinMarketCap)
Total Value Locked (TVL) di seluruh ekosistem Solana juga sudah turun hingga 97,88% dari puncaknya di $10,17 miliar pada 9 November 2021. Menurut DefiLlama, saat artikel ini ditulis, TVL Solana hanya $214,58 juta.
TVL Solana. (sumber: DefiLlama)