Portalkripto.com — CEO Red Date Technology (RDT), Yifan He, dalam artikelnya yang diterbitkan The People’s Daily pada Minggu (26/6) menyebutkan bahwa Bitcoin adalah skema ponzi terbesar dalam sejarah manusia. RDT adalah sebuah perusahaan teknologi besar yang terlibat dalam pengembangan proyek blockchain besar China yang disebut Blockchain Service Network (BSN).
Pendapatnya itu ia dasarkan pada runtuhnya jaringan Terra pada awal Mei lalu dan stablecoin TerraUSD Classic (USTC) algoritmik yang kehilangan nilai pasaknya 1:1 terhadap dolar. Dia juga mengkritik konsep mata uang virtual yang semakin populer yang dikenal sebagai X-to-earn, mengacu pada proyek move-to-earn atau play-to-earn, menyebut model itu sebagai strategi phishing.
Pendapatnya itu ia kuatkan dengan menyinggung kritik terhadap Bitcoin (BTC) yang disampaikan oleh pendiri Microsoft Bill Gates dan investor legendaris Warren Buffett.
“Saat ini, semua mata uang kripto yang tidak diatur termasuk Bitcoin adalah skema Ponzi berdasarkan pemahaman saya, hanya tingkat risiko yang berbeda berdasarkan kapitalisasi pasar dan jumlah pengguna,” katanya kepada Cointelegraph pada Senin (27/6).
He menambahkan bahwa dia tidak pernah memiliki dompet kripto atau aset terkait. “Saya tidak menyentuh mereka dan tidak akan menyentuh mereka di masa depan sekalipun mereka diatur karena bagi saya mereka tidak memiliki nilai apapun,” katanya.
Kamu Bisa Baca Artikel Lain:
Peretas Jaringan Harmony Pindahkan 30 Ribu ETH Curian ke Tornado Cash
Penemuan Emas 31 Juta Ton di Uganda Bakal Pengaruhi Nilai Bitcoin?
Saat mengkritik Bitcoin dan proyek kripto lainnya, He masih percaya bahwa beberapa bagian dari pasar kripto seperti stablecoin bisa baik-baik saja asalkan diatur dengan benar. Dia mengatakan stablecoin yang didukung uang tunai seperti Tether (USDT) dan Circle’s USD Coin (USDC) tidak boleh dipandang sebagai skema Ponzi.
“USDC atau USDT adalah mata uang terkait pembayaran, bukan aset spekulatif. Setelah mereka sepenuhnya diatur, mereka baik-baik saja,” jelasnya.
Pemerintah China sedang gencar memerangi kripto dan memanfaatkan kondisi pasar yang terus menerus turun ini untuk membenarkan berbagai larangannya terhadap industri kripto.
Aturan terbaru yang diberlakukan pada September 2021 menyebutkan beberapa otoritas China mengambil tindakan untuk melarang semua jenis transaksi kripto di negara tersebut.
Pekan lalu Pemerintah China mengeluarkan peringatan resmi menyatakan Bitcoin sedang menuju kehancuran dan akan berakhir di angka 0.
Surat kabar plat merah China, Economic Daily, mengatakan dunia barat harus bertanggung jawab karena menciptakan pasar dengan volatilitas tinggi yang penuh dengan konsep manipulasi dan teknologi semu.