Lonjakan Volume Transfer Stablecoin USDT Picu Kenaikan Gas Fee

Share :

Portalkripto.com — Harga gas fee Ethereum naik lebih dari dua kali lipat dari Selasa hingga Rabu lalu dan diprediksi masih akan terus meningkat, menurut data Etherscan.

Penyebabnya ialah peningkatan volume transfer ke stablecoin tether (USDT) dan USDC. Transaksi stablecoin tether mencatat harga gas fee tertinggi pada periode itu mengalahkan perdagangan di exchange Uniswap dan 1inch.

Sementara harga gas fee stablecoin USDC berada di posisi keempat. Biasanya NFT marketplace OpenSea selalu menempati peringkat teratas harga gas fee tertinggi.

Gas fee diukur dalam satuan “gwei.” Gas fee mengukur daya komputasi yang diperlukan untuk melakukan transaksi di jaringan Ethereum.

Pada dasarnya, semakin tinggi gas fee, semakin mahal transaksinya. Dan faktor lain yang membuat gas fee mahal ialah jika jaringan Ethereum padat.

Biasanya penurunan nilai ETH, yang sekarang berada di bawah $2.000 untuk pertama kalinya sejak Juli 2021, juga akan menurunkan gas fee. Namun, untuk kasus saat ini, gas fee diduga naik karena tingginya jumlah aktivitas di jaringan Ethereum.


Jelajahi Artikel Lain:

Tiga Aksi Darurat untuk Menyelamatkan Jaringan Terra Luna

Do Kwon Muncul dengan Membawa Proposal Kebangkitan Terra Luna


Pada Kamis kemarin, perkiraan biaya transfer (gas fee) Tether (USDT) lebih dari $20. Dan banyak USDT yang sedang ditransfer saat ini.

Sedikitnya 22 miliar USDT telah ditransfer di jaringan Ethereum. Jumlah ini yang tertinggi sejak Mei 2021.

Namun, hal ini belum tentu disebabkan oleh banyaknya orang yang menginginkan Tether. Menurut CoinMarketCap, kapitalisasi pasar USDT justru turun 2% selama 24 jam terakhir, yang berarti peredarannya juga telah turun.

USDT Ikut Kehilangan Pasak

USDT mengalami nasib yang hampir serupa dengan stablecoin UST dari Terra. Pekan ini, UST kehilangan pasaknya secara besar-besaran dan turun ke level $0,18.

Depegging ini menyebabkan harga token asli Terra, LUNA, turun dari harga tertinggi $99 menjadi $0,00005.

Tether juga sempat kehilangan pasak dolarnya hari ini ke level $0.99. Beberapa orang, termasuk Tether CTO Paolo Ardoino, mengatakan para trader banyak menjual USDT karena mereka salah mengira sebagai UST.

Namun tidak seperti UST, yang didukung cadangan dalam bentuk LUNA, UST, Bitcoin, dan Avalanche, USDT sudah menyimpan cadangannya dalam bentuk tunai, obligasi, dan aset lainnya.

Tingginya transaksi USDT menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk mengembalikan stabilitas stablecoinnya. Tether mengklaim telah memproses 300 juta penukaran USDT dan akan memproses 2 miliar penukaran lagi.

Sementara USDC justru memanfaatkan kepanikan masyarakat akan jatuhnya stablecoin. Kapitalisasi pasarnya naik 0,75% karena banyak trader keluar dari posisi terbuka di bursa Ethereum dan memilih trading ke USDC.