Menimbang Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran, Berikut Pendapat Founder FTX

Share :

Portalkripto.com– Pendiri bursa kripto FTX, Sam Bankman-Fried, memberikan pendapatnya ihwal apakah Bitcoin bisa menjadi alat tukar yang efektif di masa depan. Ia berpendapat bahwa Bitcoin masih belum cocok digunakan sebagai alat tukar, sebagaimana yang saat ini tengah dipraktikan di El Salvador. 

Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, Bankman-Fried justru mengkritik implementasi Bitcoin sebagai jaringan pembayaran. Baginya, sistem blockchain Bitcoin tidak akan pernah berfungsi sebagai sistem alat tukar yang digunakan sehari-hari karena beberapa alasan.

Alasannya, skalabilitas dari blockchain Bitcoin masih belum efektif untuk menunjang sistem alat pembayara. Selain itu, banyaknya pertentangan terkait penggunaan energi tidak ramah lingkungan menjadi alasan lain. 

Menurutnya, jika BTC digunakan sebagai alat pembayaran sehari-hari oleh masyarakat jatuhnya akan seperti menggunakan emas batangan untuk transaksi. 

Mengapa kita tidak pergi ke toko dan membayar dengan emas batangan fisik? Pertama-tama, itu akan menjadi konyol dan tidak masuk akal. Itu akan luar biasa mahal. Dan saya yakin itu akan berdampak buruk bagi iklim,” ujarnya. 


Jelajahi Artikel Lain:

Ke Mana Larinya Cadangan $ 3,5 Milyar BTC Terra saat UST Crash?

Bitcoin Senilai $1,2 Miliar Dilikuidasi Selama Crypto Crash

Musim Jual Bitcoin Belum Reda, Bearish Masih Mengintai


Namun, Bankman percaya bahwa Bitcoin bisa menjadi aset, komoditas, dan penyimpan nilai, yang efektif. 

Minat Investor Institusional Meningkat

Saat ini BTC memang dipergunakan oleh banyak investor untuk menyimpan nilai. Karena total supplynya yang terbatas dan tidak akan bisa dicetak ulang, BTC diyakini menjadi sebuah instrumen aset yang aman setelah emas dan obligasi. 

Pertumbuhan minat investor institusional pada Bitcoin pun naik sejak tahun 2020. Berdasarkan data penelitian dari Bridgewater berjudul The Evolution of Institutional Investors’ Exposure to Cryptocurrencies and Blockchain Technologies” (Januari, 2022), investor institusional mulai membagi portofolio mereka ke Bitcoin dan Ethereum. Meski, jumlahnya belum melebihi aset konvesional, tren investor memeluk BTC cenderung naik. 

Cryptocurrency masih jauh dari pasar yang besar, tetapi Bitcoin dan Ether sekarang cukup besar dan likuid sehingga investor institusi dapat mengaksesnya dalam ukuran yang relevan,” tulis laporan tersebut. 

Adapun, pengadopsian BTC sebagai alat pembayaran, secara legal baru dipraktikan di dua negara, yakni: El Salvador dan Afrika Tengah. Bahkan, El Salvador saat ini telah menyimpan cadangan BTC negaranya sekitar 2.301 Bitcoin bernilai US$ 71 juta atau Rp 1 triliun.

DISCLAIMER : Bukan ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset crypto masih beresiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.