Portalkripto.com — Saham Coinbase Global (COIN) menyentuh titik terendah sepanjang sejarah alias all time low (ATL) pada 14 Desember 2022. Tercatat harga COIN turun 89% sejak di listing di bursa saham Nasdaq, Amerika Serikat, pada 14 April 2021.
Data real-time bursa Nasdaq menunjukkan saham Coinbase turun 9% ke kisaran di bawah $39 dalam 24 jam terakhir. Padahal harga S&P 500 dan Bitcoin serta sejumlah kripto lainnya terpantau mengalami tren peningkatan. Biasanya, harga saham Coinbase mengekor pergerakan dua kelas aset tersebut.
Kenaikan Bitcoin ini dipicu pengumuman kenaikan Consumer Price Index (CPI) AS November sebesar 0,1%. Tingkat kenaikan yang lebih kecil dari perkiraan sejumlah pengamat ini menjadi angin segar buat pasar kripto.
Penurunan harga COIN hingga menyentuh ATL ini kemungkinan dipicu beberapa hal. Salah satunya adalah menguatnya sentimen fear, doubt, and uncertainty (FUD) di industri kripto belakangan ini. Setelah exchange FTX runtuh pada November lalu, terjadi penarikan dana dalam jumlah besar pada 13-14 Desember di exchange Binance.
Selain itu, kabar penangkapan eks bos FTX, Sam Bankman-Fried (SBF) di Bahama, juga nampaknya ikut menyulut sentimen. Faktor lain yang berkaitan ialah kabar kegagalan listing saham Circle yang jadi partner Coinbase dalam menerbitkan USD Coin (USDC).
Belum lama ini, Coinbase juga mengeluarkan kebijakan konversi gratis stablecoin USD Tether (USDT) ke USDC dengan biaya gratis. Kebijakan itu dilakukan untuk meningkatkan volume perdagangan USDC sekaligus mengurangi dominasi USDT selaku kompetitor utamanya.
Penggratisan biaya konversi ini berpotensi membuat pendapatan perusahaan susut mengingat pendapatan terbesar Coinbase berasal dari biaya transaksi. Belum lama ini CEO Coinbase, Brian Armstrong memprediksi pendapatan trading di exchange kriptonya pada tahun ini akan turun hingga 50% dibandingkan dengan 2021.
CEO Tenangkan Karyawan
Dengan saham Coinbase yang berada pada titik terendah sepanjang masa, Brian Armstrong mengirimkan memo kepada seluruh staf untuk meyakinkan mereka agar tidak khawatir. Brian juga meyakini Coinbase akan bertahan di tengah kondisi gejolak industri kripto yang belum kunjung usai.
Seperti dikutip dari The Block, alih-alih risau, Brian menganggap bahwa kondisi yang terjadi sekarang ini adalah sebuah momen “untuk bersinar”.
Brian juga mendesak karyawan untuk “siap melayani” pelanggan di tengah volatilitas pasar. Dia juga menyebut “penarikan besar yang terjadi di Binance” sebagai faktor yang berpotensi berkontribusi memperparah situasi.
Gelombang PHK Exchange
Tekanan yang terjadi terhadap industri kripto ini telah memakan korban. Bear market dan keruntuhan sejumlah entitas kripto, seperti Terra Luna pada Mei serta FTX pada November, telah membuat sejumlah exchange terpaksa melakukan efisiensi.
Pada akhir November dan awal Desember, Kraken dan Bybit melakukan pemecatan terhadap 30% karyawannya sebagai dampak krisis FTX. Coinbase sendiri telah mem-PHK 1.100 karyawannya pada Juni lalu setelah kehancuran ekosistem Terra Luna.