Uang $500 Ribu yang Digasak Peretas Berhasil Disita FBI Berkat Blockchain

Share :

Portalkripto.com — FBI dan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) berhasil menyita uang senilai $500.000 dalam bentuk kripto dan fiat. Uang tersebut merupakan dana tebusan yang akan dikirim ke kelompok peretas yang diduga berafiliasi dengan pemerintah Korea Utara.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa lalu, 19 Juli 2022, Wakil Jaksa Agung AS, Lisa O. Monaco, mengatakan kelompok peretas itu menyusup ke sistem sebuah rumah sakit di Kansas pada 2021 dan menuntut uang tebusan. Mereka mengancam akan melumpuhkan server pusat jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Staf rumah sakit akhirnya membayar uang tebusan yang diminta setelah pelaku mengancam akan melipatgandakan jumlahnya dalam waktu 48 jam. Tebusan yang dibayar sebesar $100.000 dalam bentuk Bitcoin (BTC).

“Pada saat itu, pimpinan rumah sakit menghadapi pilihan yang sulit, memberikan tebusan atau membiarkan sistem lumpuh sehingga dokter tidak bisa memberikan perawatan kepada pasien kritis,” ujar Monaco, dikutip dari Decrypt.

“Tetapi mereka juga memberi tahu FBI, yang merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan bagi mereka sendiri dan bagi calon korban di masa depan,” tambahnya.

Hal yang sama juga dialami penyedia layanan medis di Colorado yang harus membayar BTC senilai $120.000 ke wallet yang berkaitan dengan peretas Korea Utara.

Pada Mei, FBI mengeluarkan surat perintah penyitaan dana tebusan dari dua kasus itu dan kasus-kasus peretasan lainnya yang dilakukan melalui perantara Cina. Departemen Kehakiman menyatakan totalnya mencapai $500.000.

Monaco menambahkan, Departemen Kehakiman AS akhirnya berhasil menyita uang tebusan itu. Dana tersebut langsung diberikan kembali kepada korban.


Kamu Bisa Baca Artikel Lain:

Platform NFT Premint Diretas, Ratusan Koleksi Senilai 275 ETH Raib

Setelah Nyatakan Bangkrut, 3AC Masih Menanggung Utang $3,5 Miliar

Mengaku Keuangannya Sulit, Zipmex Tangguhkan Penarikan Aset


“Penjahat canggih ini terus menerus mencari cara untuk memeras uang korban dengan memaksa mereka membayar tebuskan untuk bisa mendapatkan kembali kendali atas sistem komputer mereka,” kata Jaksa AS untuk Distrik Kansas, Duston Slinkar.

“Yang tidak diperhitungkan oleh para peretas ini adalah kegigihan Departemen Kehakiman AS dalam memulihkan dan mengembalikan dana ini kepada pemilik yang sah,” tambahnya.

FBI dan Departemen Kehakiman AS melacak pembayaran uang tebusan itu melalui blockchain. Cara ini pun sempat dilakukan saat kelompok peretas ini menyita kripto senilai lebih dari $2 juta usai sistem Colonial Pipeline diretas pada 2021.

Pada saat itu, Kantor Kejaksaan Agung AS langsung mengumumkan pembentukan National Cryptocurrency Enforcement Team di bawah Departemen Kehakiman dan Virtual Asset Exploitation Unit di bawah FBI. Kedua tim ini bertugas untuk menyelidiki kejahatan dunia maya, termasuk kripto.

Kelompok peretas yang berafiliasi dengan Pemerintah Korea Utara dilaporkan menjadi dalang di balik banyaknya ransomware dan serangan siber besar di AS dan di belahan dunia lain. Sebuah laporan menunjukkan, peretas Korea Utara ini berhasil mencuri Bitcoin dan Ethereum senilai $400 juta tahun lalu

Pada April, Kantor Pengawasan Aset Asing Departemen Keuangan AS juga menyatakan kelompok peretas Lazarus Group dari Korea Utara adalah pelaku peretasan Ronin Bridge pada Maret 2022 yang menyebabkan kerugian lebih dari $600 juta.