Jelang Merge, Validator PoW Ramai-ramai Kembali ke Ethereum Classic

Share :

Portalkripto.com — Co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, percaya bahwa kembalinya validator Proof-of-Work (PoW) ke Ethereum Classic secara berbondong-bondong bukanlah ancaman bagi penggabungan Merge atau transisi Ethereum ke Proof-of-Stake (PoS).

Berbicara di sebuah webinar pada hari Sabtu (6/8), Buterin menyatakan bahwa dia tidak mengharapkan dampak buruk dari proses Merge karena sebagian besar komunitas Ethereum mendukung penggabungan tersebut. Penggabungan ke PoS dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi para penambang yang sudah menginvestasikan peralatan yang mahal.

Dengan potensi kerugian di depan mata, banyak penambang akhirnya kembali ke blockchain Ethereum asli, Ethereum Classic, yang masih menggunakan proof-of-work. Asal muasal Ethereum Classic dapat ditelusuri kembali ke perpecahan filosofis dalam komunitas Ethereum setelah peretasan The DAO 2016.

DAO diretas hingga $3,6 juta dan membagi komunitas Ethereum. Satu faksi memilih untuk memindahkan dana dari kontrak pintar DAO ke kontrak pintar lainnya. Sebaliknya, yang lain memilih untuk mempertahankan kontrak pintar yang ada.

Kelompok pertama memilih untuk memindahkan dana dari kontrak pintar ke kontrak pintar pada rantai baru atau forking, sementara yang lain memilih untuk mempertahankan blockchain lama, yang dikenal sebagai Ethereum Classic, yang masih menggunakan mekanisme konsensus PoW.

Meski Vitalik percaya diri Merge ini tidak akan berdampak buruk, namun ada kekhawatiran bahwa penambang yang kembali ke Ethereum Classic dapat mengganggu penggabungan.


Kamu Bisa Baca Artikel Lain:

Penambang Bitcoin Core Scientific Masih Boncos

Arus Masuk Meningkat, ETH Kembali Dapat Kepercayaan Investor Institusional

Akankah The Merge Ethereum Berimbas pada Kenaikan Harga ETH?


Pengembang Tim Beiko mengatakan Ethereum mengalami serentetan serangan denial-of-service setelah fork 2016 dan diperkirakan ketika Merge yang akan terjadi maka Ethereum akan berjalan dengan sangat hati-hati.

Beiko mengestimasi transisi Ethereum akan dilakukan pada 19 September 2022. Dengan mekanisme PoS, maka penggunaan energi untuk menyelesaikan sebuah transaksi di Ethereum berkurang hingga 99,95%, dan lebih aman

Ethereum Foundation mengklaim transisi dari PoW ke PoS akan memangkas emisi karbon Ethereum menjadi 0,07 kilogram per transaksi dari 147,86 kilogram saat ini yang membuat jejak karbonnya 17.000 kali lebih efisien daripada Bitcoin.

Pembaruan ini akan meningkatkan jumlah transaksi yang dapat ditangani Ethereum dari 15 hingga 20 transaksi per detik saat ini, menurunkan biaya gas, dan meningkatkan keamanan jaringan.

Perpindahan ke PoS tidak akan cukup bagi Ethereum untuk menjadikan jaringannya sebagai blockchain yang paling berkelanjutan.

Ronin, sidechain terkait Ethereum, mengklaim hanya menghasilkan 0,000001 kilogram karbondioksida per transaksi. Sementara Solana yang menggunakan hibrida dari mekanisme konsensus PoS dan proof-of-history (PoH) menghasilkan sekitar 0,0002 kilogram.

Bitcoin, kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, memiliki jejak karbon paling buruk di angka 1.223,38 kilogram karbondioksida per transaksi.

Meskipun transisi tidak menjadikan Ethereum sebagai teknologi blockchain yang paling berkelanjutan, namun para ahli sepakat dan mendukung pembaruan ini sebagai langkah yang benar.