Portalkripto.com — Nilai Bitcoin menurun hampir 38% pada Juni 2022 ini dan mencatat kerugian bulanan terbesar kedua sejak debutnya pada 2009. Menurut Data CoinGecko, Bitcoin diperdagangkan lebih dari $31.000 pada tanggal 1 Juni dan turun ke level $17.700 pada pertengahan bulan, sebelum pulih dan bertengger di $19.209 pada akhir bulan.
Penurunan bulanan kali ini merupakan yang terbesar kedua setelah Agustus 2011, saat Bitcoin turun sebesar 38,6%.
Kondisi ini terjadi di tengah sentimen negatif ekonomi makro, kekhawatiran akan inflasi, dan gejolak dalam ekosistem kripto, seperti kebangkrutan platform investasi Three Arrows Capital dan penghentian aktivitas platform pemberi pinjaman Celsius.
“Kerugian yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor, termasuk kebijakan moneter yang membatasi respons bank sentral terhadap kenaikan inflasi yang dipicu oleh Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung,” kata kepala perusahaan investasi kripto Centurion & Co, Ali Kassab, dikutip Coindesk.
“Dari keruntuhan Terra hingga likuidasi Three Arrows Capital dan pemutusan hubungan kerja (PHK) tanpa henti, tren buruk dalam industri kripto membebani harga bitcoin,” tambah Kassab.
Ia berharap investasi institusional bisa mengalir ke aset dan menciptakan harga yang lebih baik pada Juli ini.
Chris Terry dari platform pinjaman SmartFi mengatakan, ia berharap Bitcoin diperdagangkan dengan nilai yang rendah hanya dalam jangka pendek.
“Semua orang merasa Bitcoin perlu ‘dibersihkan’ dengan mengambil semua posisi short dan reset, yang mungkin akan menjadi retracement 80%, yang khas di pasar, yang akan turun dalam kisaran $12.000 hingga $13.000,” ujar Terry.
Saat artikel ini ditulis, kripto terbesar itu diperdagangkan pada $19,114 atau naik 0,28% selama 24 jam terakhir.
Optimisme di Tengah Pasar Bearish
Awal pekan ini forum tahunan Bank Sentral Eropa (ECB) kembali memunculkan kekhawatiran akan kenaikan suku bunga di kalangan investor. Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell juga menegaskan kembali komitmen bank sentral untuk meningkatkan suku bunga guna mengurangi inflasi.
Kamu Bisa Baca Artikel Lain:
Pelaku Industri Kripto Optimis Badai akan Berlalu
Penjualan NFT di Bulan Juni Karam, Terendah Sepanjang Tahun 2022
Dalam acara ECB, Powell mengaku dia lebih khawatir dampak yang ditimbulkan oleh inflasi daripada kemungkinan suku bunga tinggi karena dapat mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.
Faktor-faktor itu membuat beberapa orang meyakini Bitcoin belum mencapai titik terendah, meskipun masih banyak yang optimistis nilainya akan pulih dan melesat ke level tertinggi.
“Saya rasa BTC belum mencapai titik terendah, tetapi saya yakin pasar bullish akan kembali. Saya merekomendasikan membeli Bitcoin saat harganya rendah dan mempertahankannya, karena pada kenaikan berikutnya, harganya setidaknya akan mencapai $100.000,” kata pendiri exchange kripto ZBX, Jimmy Zhao.
Membeli Bitcoin saat harganya murah dan menyimpannya hingga siklus kenaikan berikutnya merupakan sentimen yang populer dalam industri kripto.
“Indikator menunjukkan, pasar berada dalam kondisi kekhawatiran yang ekstrem. Beberapa pemegang (Bitcoin) jangka panjang menyerah dan beberapa platform gagal,” ujar direktur bisnis exchange kripto AAX, Anton Gulin.
Meski demikian, menurutnya, siklus penurunan ini bukan merupakan yang pertama atau terakhir. Investor yang memiliki perencanaan jangka panjang bisa melihatnya sebagai peluang untuk menyambut siklus kenaikan setelahnya.
DISCLAIMER : Bukan ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset crypto masih beresiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.