Pembentukan Mata Uang Digital (CBDC) Terus Menggeliat, Apa Dampak ke Kripto?

Share :

Portalkripto.com– Sejumlah negara telah berbenah untuk membuat infrastruktur dan regulasi terkait penggunaan mata uang digital atau yang biasa disebut central bank digital currencies (CBDC). 

Berdasarkan laporan dari Bank for International Settlements (BIS), pada awal Mei 2022, mengatakan lebih dari separuh bank sentral di seluruh dunia sedang mengeksplorasi mata uang digital terpusat itu. Jumlah ini sangat mengejutkan, mengingat wacana CBDC baru berjalan sekitar satu tahun. 

“Lebih dari separuh bank sentral dunia sekarang mengembangkan mata uang digital atau menjalankan eksperimen konkret pada mata uang tersebut,” lapor Bank for International Settlements, atau BIS, pada awal Mei. 

Salah satu negara yang paling aggresif dalam membuat kebijakan tentang CBDC ini adalah Swedia. Bank sentral Swedia, Riksbank, telah meneliti, mendiskusikan, dan bereksperimen pada mata uang digital lebih dulu dibanding negara lain. 

Proyek e-kronanya dimulai pada tahun 2017, dan program percontohan, yang diluncurkan pada tahun 2020, sekarang berada di fase kedua. 

Penasihat senior di departemen pembayaran Riksbank, Carl-Andreas Claussen, mengatakan bahwa ada banyak alasan mengapa bank sentral mungkin ingin menerapkan CBDC. Namun, di Swedia kebijakan ini diambil karena masyarakat sudah banyak yang meninggalkan uang kertas. 

Maka dari itu, Swedia berlomba untuk menjadi negara yang menggunakan non-tunai pertama di dunia Barat. Berdasarkan data Riksbank, dari 2010 hingga 2020, proporsi orang Swedia yang menggunakan uang tunai turun dari 39% menjadi 9%.

“Jika uang fisik hilang, masyarakat tidak akan memiliki akses ke uang bank sentral lagi. Itu akan menjadi perubahan serius dari apa yang telah terjadi selama 400 tahun terakhir di Swedia. Dengan e-krona, Riksbank akan menawarkan uang bank sentral yang dapat digunakan masyarakat,” ujar Claussen dikutip dari Cointelegraph. 


Jelajahi Artikel Lain:

Marc Andreessen: Web3 Seperti Internet di Awal Kemunculannya di 1990-an

Hadapi Crypto Winter, Gemini Pangkas 10 % Jumlah Pegawainya

Puluhan Pakar Teknologi Surati Parlemen AS, Minta Pengawasan Ketat Investasi Kripto


Perbedaan CBDC dengan Aset Crypto

Seperti diketahui, CBDC sangat berbeda dengan cryptocurrency. Di mana mata uang digital ini dibuat secara sentralistik dan dikeluarkan oleh bank sentral. Nilainya pun mengikuti nilai mata uang di negara yang membuat CBDC. 

Sedangkan, cryptocurrency dikeluarkan oleh pihak di luar otoritas kenegaraan atau lembaga seperti bank sentral. Sebagian besar aset crypto dibentuk dan berjalan pada sistem desentralisasi menggunakan teknologi blockchain. 

Apakah CBDC Mengancam Kripto?

Aset kripto sejak kemunculannya menjadi ancaman bagi otoritas yang mengeluarkan, mencetak dan mengelola uang. Menurut survei BIS, sebagian besar bank sentral melihat jaringan pembayaran seperti Bitcoin dan Ethereum menimbulkan ancaman terhadap aktivitas mereka. 

“Sebagian besar bank sentral dalam survei masih menganggap penggunaan cryptocurrency untuk pembayaran skala kecil atau terbatas pada ceruk pasar tertentu,” tulis laporan BIS.

Analis senior di Boston Consulting Group di India, Gourav Roy,  yang juga berkontribusi pada CBDC Tracker, mengatakan bahwa masih banyak pemerintah yang memandang kripto sebagai ancaman besar bagi ekonomi makro negara.

Dengan alasan itu, negara-negara ini secara teratur mengeluarkan peringatan tentang cryptocurrency, memperkenalkan undang-undang untuk pajak transaksi crypto, dan beberapa bahkan melarang perdagangan crypto. 

Salah satu negara yang paling menlak aset kripto adalah China. Untuk menanggulangi ancaman aset kripto, Roy mengatakan negara tirai bambu tersebut telah melakukan pengujian percontohan CBDC terbesar di dunia dengan 261 juta pengguna.

Sementara itu, Presiden Noll Historical Consulting, LLC,  Franklin Noll, tidak yakin bahwa CBDC dan cryptocurrency dapat hidup berdampingan, tetapi CBDC berpotensi mempopulerkan dan mengarusutamakan crypto secara umum.

Menurutnya,  ketika sektor publik dan swasta menjadi lebih terinformasi dan nyaman dengan cryptocurrency, ini akan memajukan seluruh industri. 

“Kelemahan untuk crypto adalah bahwa CBDC akan bekerja untuk menyingkirkan cryptocurrency pribadi, terutama stablecoin yang berfokus pada area pembayaran ritel. Cryptocurrency akan tetap berada di ceruk dalam sistem pembayaran di mana mereka melayani fungsi unik dan menyediakan layanan khusus,” ujar Noll dikutip dari Cointelegraph.