Transisi Ethereum dari PoW ke PoS Makin Dekat, Bakal Lebih Ramah Energi?

Share :

Portalkripto.com — Ethereum yang merupakan blockchain smart contract terbesar di dunia berhasil melakukan penggabungan jaringan testnet Ropsten pada Rabu, 8 Juni 2022, malam waktu Asia. Dengan demikian misi Ethereum untuk mengubah mekanisme konsensus proof-of-work (PoW) menjadi proof-of-stake (PoS) semakin dekat.

Penggabungan ini merupakan tonggak penting untuk peningkatan Eth2 dan Ropsten menjadi testnet terakhir sebelum penggabungan Beacon Chain dengan mainnet Ethereum yang rencananya akan diluncurkan pada awal Agustus.

Transisi Ethereum ke Eth2 diharapkan meningkatkan efisiensi jaringan, di mana anggota komunitas Ethereum dapat mengatasi kemacetan jaringan yang selama ini menyebabkan lonjakan biaya gas.

Jaringan ini pun terkenal dengan volume transaksi yang tinggi. Hal ini berdampak pada gangguan lalu lintas eksekusi, hingga menghasilkan biaya gas yang mahal (pembayaran yang menggerakkan aktivitas perdagangan). 

Blockchain Ethereum saat ini hanya mampu memproses tiga hingga 15 transaksi per detik. Sedangkan, pesaingnya Solana dapat memproses 65.000 transaksi per detik, dengan hampir nol biaya.

Salah satu pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, menyatakan Eth2 akan membawa skalabilitas yang lebih besar dan membuka pintu ke aplikasi yang lebih terdesentralisasi.

“Visi Ethereum adalah selalu menjadi platform yang terbuka untuk semua aplikasi berbeda, di mana batasnya hanyalah kreativitas Anda,” jelas Buterin.

Masalah Skalabilitas Ethereum

Pertumbuhan Decentralized Finance (DeFi) di jaringan Ethereum tumbuh pesat. Namun hal itu diiringi dengan gas fee yang meroket dan skalabilitas menjadi masalah utama.

“Saat ini biaya transaksi tinggi, membuat pengguna mengeluarkan biaya yang lebih mahal,” kata Buterin.

Upaya untuk membuat Ethereum lebih terukur, aman, dan berkelanjutan sudah dimulai sejak 2014, bahkan sebelum peluncuran resminya di platform blockchain pada Juli 2015.

Buterin mengatakan membangun Ethereum membutuhkan waktu yang lebih panjang daripada yang dia perkirakan. “Kami kira butuh satu tahun untuk melakukan pembuktian, tapi ternyata perlu enam tahun,” katanya.


Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya:

ApeCoin DAO Putuskan Tetap Berada di Ekosistem Ethereum

Persib Jadi Klub Sepak Bola Indonesia Pertama yang Luncurkan Fan Token

Bitcoin Kembali ke Harga $ 31 Ribu, Hati-hati False Breakout


Peningkatan Eth2 berlangsung secara progresif. Peningkatan Beacon Chain yang akan diimplementasikan pada bulan Desember mendatang menandai langkah pertama dari peningkatan Eth2 dan membawa staking ke ekosistem Ethereum.

Penggabungan mainnet Ethereum dengan sistem PoS Beacon Chain akan menandai akhir dari PoW Ethereum dan dijadwalkan akan berlangsung akhir tahun ini atau tahun depan.

Upgrade besar Ethereum lainnya dijadwalkan berlangsung bulan depan dengan memasukkan EIP-1559 pada perubahan pasar biaya. Peningkatan kapasitas ini diharapkan akan mengurangi biaya transaksi Ethereum dan menambah tekanan deflasi pada pasokan Ether.

Manfaat Transisi dari PoW ke PoS

Transisi Ethereum ke PoS menjanjikan konsumsi energi yang lebih rendah dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Menurut Ethereum Foundation, mekanisme PoS akan mengurangi konsumsi energi hingga 99,95%.

Ethereum Foundation mengklaim transisi dari PoW ke PoS akan memangkas emisi karbon Ethereum menjadi 0,07 kilogram per transaksi dari 147,86 kilogram saat ini yang membuat jejak karbonnya 17.000 kali lebih efisien daripada Bitcoin.

Pembaruan ini akan meningkatkan jumlah transaksi yang dapat ditangani Ethereum dari 15 hingga 20 transaksi per detik saat ini, menurunkan biaya gas, dan meningkatkan keamanan jaringan.

Perpindahan ke PoS tidak akan cukup bagi Ethereum untuk menjadikan jaringannya sebagai blockchain yang paling berkelanjutan.

Ronin, sidechain terkait Ethereum, mengklaim hanya menghasilkan 0,000001 kilogram karbondioksida per transaksi. Sementara Solana yang menggunakan hibrida dari mekanisme konsensus PoS dan proof-of-history (PoH) menghasilkan sekitar 0,0002 kilogram.

Bitcoin, kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, memiliki jejak karbon paling buruk di angka 1.223,38 kilogram karbondioksida per transaksi.

Meskipun transisi tidak menjadikan Ethereum sebagai teknologi blockchain yang paling berkelanjutan, namun para ahli sepakat dan mendukung pembaruan ini sebagai langkah yang benar.

DISCLAIMER : Bukan ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset crypto masih beresiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.